Senin, 26 Maret 2012

Contoh Perlakuan Diskriminatif

Arlitadian Pratama
11/311897/SP/24454


Perlakuan Diskriminatif dalam Lingkungan Sekitar
            Zaman telah berubah, dahulu di Indonesia perlakuan diskriminatif sering kali terjadi, terkadang perlakuan tersebut dilakukan oleh negara, terutama saat Indonesia di bawah rezim Soeharto. Etnis Tionghoa yang banyak merasakan hal tersebut. Perlakuan diskriminatif seharusnya tidak dilakukan karena selain dapat merenggut hak seseorang, hal tersebut juga dapat menimbulkan konflik etnis. Konflik etnis bersifat sulit diatasi karena tidak ada tawar-menawar dalam konflik etnis dan identitas etnis bukan merupakan sesuatu yang dapat dibagi-bagi.[1]
Karena sekarang zaman telah banyak berubah, perlakuan diskriminatif berangsur-angsur menurun. Tetapi terkadang perlakuan masih tetap terjadi karena pola kehidupan masyarakat sudah berbentuk demikian. Misalnya saat saya berkunjung di kelurahan atau kecamatan di lingkungan tempat tinggal saya, semua pegawainya adalah orang Jawa atau pribumi. Seumur-umur saya tidak pernah melihat pegawai negeri adalah seorang yang berasal dari etnis Tionghoa atau etnis lain yang ada di Solo. Saya pikir hal tersebut merupakan hal yang lazim terjadi, karena orang-orang etnis Tionghoa suadh memiliki ketertarikan tersendiri di bidang perdagangan. Tetapi setelah saya bertanya kepada ayah saya, ternyata orang Tionghoa atau Arab (etnis minoritas yang cukup besar di Solo) memang cukup sulit masuk ke instansi pemerintah, misalnya kantor-kantor kelurahan dan kecamatan dan juga TNI. Walaupun beberapa ada yang bisa masuk bekerja di kantor pemerintahan. Hal tersebut merupakan perlakuan diskriminatif, karena dalam masalah pekerjaan yang harus diihat adalah kualitas dari orang tersebut, bukan didasarkan pada etnis. Namun hal tersebut kadang memang harus dilakukan untuk menjaga stabilitas, ketertiban umun, dan moral publik.[2]
            Perlakuan diskrimatif juga kadang ditujukan oleh teman saya, yang beretnis sama dengan saya. Dia mengatakan bahwa mereka tidak suka berurusan dengan orang yang beretnis Tionghoa. Otomatis dalam pergaulan sehari-hari dia akan berlaku berbeda terhadap orang dari etnis Tionghoa. Pada saat itu saya SMA dan bersekolah di sekolah negeri. Hal itu menjadi perlakuan diskriminatif karena saat saya bersekolah di sekolah swasta yang mayoritasnya adalah orang etnis Tionghoa, saya tidak mendapatkan perlakuan yang diskriminatif.


[1] Diambil dari buku Ashutosh Varshney mengenai hasil penelitiannya di India, halaman 30
[2] Diambil dari mata kuliah Pengantar Studi Hak Asasi Manusia oleh Pak Dafri Agussalim

0 komentar:

Posting Komentar