Senin, 26 Maret 2012

Diskriminasi Prasangka Sosial/Stereotip

Ardra F.
06/192760/SP/21341

DISKRIMINASI PRASANGKA SOSIAL/STEREOTIP

Diskriminasi merupakan isu yang telah lama terjadi bahkan ketika manusia belum mengenal peradaban. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan sifat manusia untuk membeda-bedakan satu dengan yang lain dan pada dasarnya setiap manusia memang merupakan individu yang berbeda. Pengertian diskriminasi itu sendiri merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Dengan kata lain dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu secara berbeda dengan didasarkan pada gender, ras, agama,umur, atau karakteritik yang lain.
Isu diskriminasi yang akan penulis bahas berkaitan dengan contoh kasus yang terjadi di lingkungan sekitar mengenai prasangka sosial/stereotip. Adanya prasangka sosial bergandengan pula dengan stereotip yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang golongan lain yang bercorak negatif. Stereotip megenai orang lain sudah terbentuk pada orang yang berprasangka sebelum ia mempunyai kesempatan untuk bergaul sewajarnya dengan orang-orang lain yang dikenai prasangka tersebut . Biasanya, stereotip terbentuk padanya berdasarkan keterangan-keterangan yang kurang lengkap dan subjektif. Gambaran stereotip tidak mudah berubah serta cenderung untuk dipertahankan oleh orang berprasangka. Meskipun demikian stereotip dan prasangka sosial dapat berubah dengan usaha-usaha intensif secara langsung karena perubahan masyarakat secara umumnya, misalnya karena peperangan atau revolusi.
Diskriminasi yang terjadi berdasarkan prasangka sosial biasanya terjadi karena munculnya etnosentrisme dan favoritisme, dimana etnosentrisme adalah paham yang menempatkan kelompok sendiri sebagai pusat segala-galanya dan favoritisme adalah pandangan yang menempatkan kelompok sendiri sebagai yang terbaik, paling benar, paling bermoral. Pemisahan ini akan menyebabkan timbulnya favoritisme terhadap kelompok sendiri dan diskriminasi terhadap kelompok luar yang kemudian akan menimbulkan kesalahpahaman terhadap kelompok luar karena kurangnya komunikasi dengan. Bentuk kesalahpahaman tersebut adalah hadirnya stereotip dan prasangka sosial.
Contoh kasus yang terjadi di lingkungan terdekat saya adalah adanya suatu diskriminasi yang dilakukan perseorangan atau kelompok terhadap pengelompokan karakteristik, keahlian,hobi yang kemudian merujuk pada perbedaan bentuk pemikiran terhadap suatu hal. Seperti contoh, jika seseorang berkarakterisitik romantis maka biasanya dia akan dinilai sebagai individu yang cenderung melankolis, dramatis, puitis, lemah lembut, manja, memiliki hobi dan keahlian yang bersifat keibuan/feminim dan cenderung memilih suatu barang berdasarkan keindahan semata. Atau jika seseorang mempunyai keahlian memasak, menjahit, suka akan kerapian dan mementingkan penampilan biasanya akan dikelompokkan sebagai individu berkarakter romantis/feminim. Hal ini juga terjadi pada karakterisitik maskulin yang dinilai sebagai pribadi yang kasar, simple, cuek, kurang menghargai keindahan dan kurang ahli dalam urusan rumah tangga atau karakter perfeksionis yang dinilai sebagai pribadi yang sangat menuntut kesempurnaan berdasarkan standar sosial. Contoh lain dapat dilihat dari pengelompokan keahlian-keahlian spesifik seperti di bidang otomotif, kecantikan, etc. Hal ini kemudian menyebabkan suatu pengelompokan pada bentuk pemahaman dan perbedaan persepsi sehingga terjadi diskriminasi dalam bentuk sikap menghakimi, merendahkan dan kadang terjadi pengisolasian jika hal ini terjadi dalam suatu kelompok.
Lalu, alasan apa yang kemudian menjadi dasar bahwa isu ini adalah salah satu bentuk diskriminasi, adalah karena seseorang yang mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi dapat pula orang bertindak diskriminatif tanpa didasari prasangka,dan sebaliknya. Prasangka menunjukkan pada sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan. Dalam konteks rasial, prasangka diartikan “suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi”. Dalam hal ini terkandung ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilnya dari beberapa pengalaman. Dalam menghadapi objek prasangka akan bersikap tidak toleran,menyorotnya tidak dari keunikan objek prasangka, tetapi dari kelompok etnis dimana individu tergolong.

0 komentar:

Posting Komentar