Minggu, 25 Maret 2012

Orang Cina


Ananta Aldi A 
09/280579/SP/23217


Indonesia adalah negara kepulauan. Itu seperti sudah tertanam di kepala kita sejak masih Sekolah Dasar bahkan Taman Kanak-Kanak. Lalu, tentu saja dengan keadaan itulah Indonesia mempunyai Kondisi Demografi Yang beragam, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan kebudayaan yang berbeda beda. Sampai sekarang memang Indonesia masih diberkati oleh semboyan Bhineka tunggal Ika. Kemudian muncul pertanyaan, sampai kapankah kondisi berbeda-beda tapi tetap satu jua ini akan terus bertahan?. Pertanyaan tersebut kemudian dapat kita jawab jika kita menyadari bahwa ketakutan bangsa Indonesia adalah disintegrasi. Tahun 1998 Timor-Timur lepas dari NKRI, kemudian muncul gerakan-gerakan separatis lain seperti GAM, kerusuhan di Ambon dan Gerakan Papua merdeka. Fenomena-fenomena tersebut dapat dijelaskan jika kita intropeksi diri kita masing-masing. Kembali ke pertanyaan diatas, apakah di kehidupan sehari-hari kita sangat menjunjung tinggi perbedaan tersebut tanpa diskriminasi, ataukah sebaliknya baik percakapan maupun gurauan kita sehari-hari dengan teman sebaya, keluarga, tetangga mengandung unsur-unsur diskriminasi?. Dalam kehidupan sehari-hari saja banyak terjadi hal-hal yang berbau diskriminasi. Stereotype yang sudah melekat itu seringkali memicu perselisihan. Justru dari hal sepele inilah kemudian timbul perselisihan yang semakin besar. Contohnya, adalah orang Jawa, orang jawa sendiri bisa murni berdarah Jawa dan satu lagi darah-campuran atau keturunan Cina. Walaupun diskriminasi terhadap etnis Tionghoa ini sudah dihapuskan sejak zaman Presiden Abdurahman Wahid, tapi masih sering ditemui seperti yang paling sederhana, “kamu cina ya, pasti orangtuanya jualan elektronik di glodok”. Saya pribadi kurang paham sejarah kedatangan etnis Cina hingga masuk ke Indonesia. tapi seiring dengan berkembangnya waktu, etnis Tionghoa ini sudah menjadi bagian sejarah dari Indonesia. tak ada alasan lagi bagi Orang-orang di Indonesia menyebut “Cina” dan menggantinya jadi etnis Tionghoa.

0 komentar:

Posting Komentar